Selasa, 04 Desember 2012

Ruangan Kerja Bupati Garut di Dobrak Pengunjuk Rasa




Ruang kantor Bupati Garut di lingkungan perkantoran Sekretariat Daerah Kabupaten Garut Jalan Pembangunan dirusak sekelompok massa pengunjuk rasa, Selasa (4/12).

Kejadian bermula ketika sekelompok massa dari Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) meminta pegawai setempat menyerahkan foto Bupati Aceng HM Fikri yang terdapat di kantor Bupati. Mereka pun melakukan sweeping ke sejumlah ruangan.

Namun ketika hendak masuk ruang kerja Bupati, ternyata pintu ruangan tersebut dalam keadaan tertutup.

Kepala Badan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Garut, Suherman, berkilah kunci ruangan tersebut tertinggal. Dia pun menjanjikan dalam waktu lima menit kunci diambil agar pintu dapat dibuka.

Akan tetapi janji Suherman tak terbukti. Massa pun marah. Tanpa dapat dicegah, mereka mendobrak pintu ruangan kerja Bupati hingga terbuka lebar. Mereka kemudian masuk dan menurunkan foto Bupati.

Foto tersebut kemudian mereka pasangi sebuah celana dalam wanita sebagai simbol kecaman dan kemarah masyarakat Garut atas perilaku Aceng HM Fikri yang dinilai telah melecehkan perempuan.

Foto diarak dari kantor Bupati hingga ke depan gedung DPRD Kabupaten Garut Jalan Patriot. Mereka pun bergabung dengan ribuan massa pengunjuk rasa dari berbagai elemen masyarakat lainnya di sana.

Foto Bupati Aceng HM Fikri sendiri kemudian dibakar pada kobaran api pembakaran ban di depan gerbang gedung DPRD. Proses pembakaran foto Bupati Aceng HM Fikri pun mendapatkan aplaus para pengunjuk rasa. Berbagai cemoohan dan seruan agar Aceng HM Fikri mundur dari jabatan Bupati Garut juga terus membahana.

Pada waktu bersamaan aksi unjuk rasa melibatkan ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat itu berlangsung di tiga titik. Selain di depan kantor Bupati Garut, dan gedung DPRD setempat, juga di depan rumah dinas Bupati Garut di kawasan Gedung Pendopo Garut.

Massa antara lain berasal dari kalangan Keluarga Besar Muhammadiyah dan 'Aisyiyah Garut, elemen massa Komite Penyelamat (Komat) Kabupaten Garut, Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia, dan Forum Masyarakat Garut.

"Bagaimanapun kasus ini menyangkut moral seorang pemimpin yang seharusnya menjadi uswah (teladan) bagi masyarakat. Perkawinan itu sesuatu yang sakral. Jangan dipermainkan ! Kita tak ingin dipimpin orang seperti itu," tegas Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Garut, Yati Rosyati Damiri
 
Sumber : Inilah

--------------------------------------------------------------------------------------------------

Terimakasih Telah Berkunjung di Fhatrya Information
Jangan Lupa Komentarnya Yah 

Ditulis Oleh : Anonim // 16.34
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Isi Komentar Anda :